Universitas Gunadarma

Alam

Semua tentang alam, pemandangan alam, keunikan alam, tempat-tempat terbaik di dunia dan di indonesia.

Kebudayaan

Berbagai macam kebudayaan atau kebiasaan yang terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia dan seluruh dunia.

Kesehatan

Semua tentang kesehatan, cara menjaga kesahatan, manfaat makanan bagi tubuh, dan dampak dari makanan.

Teknologi

Hal-hal tentang komputer, gadget, hardware, software, dan berbagai macam teknologi.

Unik

Semua hal yang unik yang ada di sekitar kita atau di seluruh dunia.

Rabu, 16 Oktober 2013

Fungsi Keluarga dan Hubungannya dengan Individu dan Lingkungan Masyarakat


Assalamualaikum wr.wb.

PENGERTIAN KELUARGA
·         Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. menurut Salvicion G Bailon (1989).
·         Duval dan Logan (1986) menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
·         Marlyn (1986) menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkrmbangan fisik dan mental, emosi serta sosial dari tiap anggota keluarga.
·         Dari ketiga pengrtian diatas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah sebagai berikut:
1.    Terdiri atas dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.
2.    Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sam lain.
3.    Anggota keluarga beriteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peranan sosial seperti peran suami, istri, anak, dan adik.
4.    Mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya serta meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota keluarga yang lain (Efendi, 2009: 179).



FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi biologis
·         Keluarga dipandang sebagai pranata sosial yang memberikan legalitas, kesempatan dan kemudahan bagi para anggotanya untuk memenuhi kebutuhan biologisnya.
·         Pengajaran orang tua tentang pentingnya kesehatan kepada anaknya, akan menuntun orang lain untuk melakukan tingkah kebiasaan yang sama agar bisa sehat.
b. Fungsi Ekonomis
·         Keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban untuk menafkahi anggota keluarganya (istri dan anak).
·         Kepada masyarakat. Kebutuhan sandang, pangan dan papan yang semakin banyak, menjadikan lahan pekerjaan bagi orang lain untuk menyediakan yang dibutuhkan.
c. Fungsi Pendidikan (Educatif)
·         Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak. Keluarga berfungsi sebagai “ Transmiter budaya atau mediator “ sosial budaya bagi anak ( Hurlock, 1956; dan Pervin, 1970).
·         Menurut UU No . 2 tahun 1989 Bab IV Pasal 10 Ayat 4 : “ Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan ketrampilan”.
·         Berdasarkan pendapat dan diktum undang-undang tersebut, maka fungsi keluarga dalam pendidikan adalah menyangkut penanaman, pembimbingan atau pembiasaan nilai-nilai agama, busaya, dan keterampilan-keterampilan tertentu yang bermanfaat bagi anak.

·         Cerminan anak yang bersikap baik adalah bimbingan dari orang tua dalam melestarikan keturunannya. Hal ini membuat orang lain akan ikut meniru dan menjadikannya contoh membimbing anak.
d. Fungsi Sosialisasi
·         Keluarga merupakan buaian atau penyemaian bagi masyarakat masa depan, dan lingkungan keluarga merupakan faktor penentu (determinan faktor) yang sangat mempengaruhi kualitas gernerasi yang akan datang.
e. Fungsi Perlindungan (protektif)
·         Keluarga berafungsi sebagai pelindung bagi para anggota keluarganya dari gangguan, ancaman atau kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan (fisik-psikologis) para anggotanya.
f. Fungsi Rekreatif
·         Untuk melaksanakan fungsi ini, keluarga harus diciptakan sebagai lingkungan yang memberikan kenyamanan, keceriaan, kehangatan dan penuh semangat bagi anggota keluarganya.
g. Fungsi Agama (Religius)
·         Keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kapada anak agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar (Yusuf, 2005 : 39-41).
·         Sedangkan menurut Friedman (1998) dalam Efendi (2009: 184-185), lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut
i.        Fungsi afektif, adalah funsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih serta, saling menerima dan mendukung.
j.      Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi social dan belajar berperan di lingkungan social.

k.    Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.


l.       Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan.

Referensi :
Supryanto. “Apa Itu Keluarga”.2013.
<http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/07/apa-itu-keluarga.html>

Senin, 14 Oktober 2013

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Pendahuluan

Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia tidak dapat hidup sendiri, walaupun secara fisik dapat hidup tanpa adanya orang lain, tetapi secara psikologis tidaklah mungkin. Manusia memerlukan orang lain untuk keberadaannya. Hubungan dengan orang lain akan menjadi semakin nyata apabila orang tersebut semakin berkembang. Bahkan dapat dikatakan bahwa hubungan dengan orang lain merupakan kebutuhan pokok. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli bahwa manusia merupakan makhluk individual sekaligus sebagai makhluk sosial. Hubungan dengan orang lain tidak terbatas waktu dan tempat. Di mana saja dapat terjadi hubungan.

Manusia sebagai makhluk sosial

Tentu tidak mungkin bisa manusia memisahkan hidupnya dengan yang lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem kemasyarakatan terbentuk karena interaksi dan benturan kepentingan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Sejak zaman prasejarah hingga sejarah, manusia telah disibukkan dengan keterciptaan berbagai aturan dan norma dalam kehidupan berkelompok mereka. Dalam kelindan berbagai keterciptaan itulah ilmu pengetahuan terbukti memainkan peranan signifikan.
Keberhasilan sesorang didalam hidupnya semata-mata tidak ditentukan oleh kepandaian otaknya saja. Masih ada faktor lain yang penting, yaitu pergaulan sosial. Bagaimana seseorang itu bergaul dengan lingkungannya akan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam hidupnya.
Sebagai contoh disekeliling kita, ada orang yang pandai tetapi sangat sulit untuk bergaul, dan ada orang yang kurang pandai tetapi sangat mudah bergaul, yang berarti hubungan sosialnya baik. Sehingga dapat dikatakan orang yang mudah bergaul itulah yang dapat merasakan kebahagiaan.
Dengan alasan diatas tadi jelaslah bahwa setiap orang ingin mengusahakan hubungan sosial yang baik, yang memuaskan untuk dapat sukses dalam usahanya mencapai ketenangan batin. Didalam hubungan sosial, ada kiat-kiat yang dapat membantu kita agar hubungan sosial berjalan dengan baik. Yang dimaksud disini, adalah suatu pengertian, dari kita terhadap orang lain.

Dalam bidang Keilmuan

Didalam psikologi, dikenal istilah individual differences, maksudnya adalah adanya perbedaan individual. Individu tidaklah sama, masing-masing mempunyai ciri-ciri berbeda. Oleh sebab itu tidak semua orang mempunyai sifat dan sikap hubungan sosial yang sama.
Ada 2 tipe kepribadian pada manusia, yaitu introvert dan ekstrovert. Seorang yang introvert bergaul tidak luas tetapi mendalam, sedangkan orang yang ekstrovert bergaul secara luas dengan banyak orang tetapi tidak mendalam.
Pergaulan masing-masing orang harus dilihat dalam kegiatannya dengan situasi khusus orang yang bersangkutan. Namun demikian dapat dikatakan bahwa memang ada orang yang mempunyai bakat untuk berhubungan sosial dengan baik dan tidak.
Orang yang mempunyai bakat bergaul biasanya ekstrovert, yang menyukai keramaian dan suka berteman dengan banyak orang. Jarang terdapat orang yang sama sekali tidak memasuki suatu hubungan sosial. Memang ada orang yang mengasingkan diri dan menjauhkan diri dari pergaulan, tetapi tidak lama dan jumlahnya sedikit. Orang-orang semacam itu tidak mempunyai teman. Yang paling mereka senangi adalah mengunci diri di kamar untuk membaca dan menonton TV. Orang-orang semacam ini mempunyai kepribadian introvert.
Sifat psikis seseorang sangat berpengaruh terhadap pergaulan. Ada sejumlah orang yang disebut ‘neurotik’. Seorang neurotik mengalami gangguan dalam hubungan sosial dengan orang lain. Kalu bertemu dengan orang lain dia merasa tegang. Dia menghindari kontak dengan orang lain, dia membenci keramaian, dan tidak sanggup mengobrol dengan santai.
Dia tidak tahu dimana tempatnya dalam hidup ini sehingga kadang-kadang menilai dirinya terlalu tinggi (orang lain terlalu rendah). Kadang-kadang menilai dirinya terlalu rendah, minder, dan menganggap orang lain terlalu tiggi, merasa dirinya sepi, takut, tegang, dan keadaan itu dirasakannya terus menerus. Dia terlalu banyak memikirkan pengalaman pahit yang tidak dapat dilupakan, selalu merasa dirinya bersalah dan dijajah orang lain.
Terlalu agresif tetapi sekaligus merasa malu-malu dan lemah, dan tidak sanggup mempertahankan teman hidup, merasa kurang fit dan mengidap bermacam-macam gangguan badan, kurang tidur dan frustrasi hidupnya, tidak sesuai dengan kemampuannya. Dia sering mempunyai kecenderungan schizoid, mengasingkan terhadap dunia dan orang lain. Melarikan diri ke dunia khayal.
Karena orang neurotik sangat sensitif terhadap rangsangan-rangsangan indra, dia tidak senang ngobrol dengan dua atau tiga orang sekaligus, dan sangat membenci pesta-pesta yang disertai musik-musik yang sibuk. Dia introvert dan paling senang kalau bisa hidup sendirian dengan tenang. Orang yang sulit bergaul ialah orang yang malu dan hanya senang berteman dengan orang yang sudah lama dikenalnya. Mereka tidak senang menjadi anggota perkumpulan bridge atau klub apapun. Dan kalau harus berteman dengan orang yang belum dikenalnya, mereka merasa malu dan tegang. Hal itu berhubungan dengan pendidikan waktu masa kecil, terlalu lama hidup bersama ibunya atau anak yang berasal dari desa. Orang yang neurotik tidak ingin bergaul sehingga kalau mereka dipaksa bergaul dengan orang lain, mereka mengalami frustrasi. Mereka merasa dipaksa melakukan sesuatu yang berlawanan dengan keinginannya.
Ada juga orang yang sebenarnya ingin sekali bergaul, tetapi karena ia memiliki sifat tertentu yang mengahalangi pergaulan, terpaksa ia tidak bisa memenuhi keinginan tersebut. Misalnya waktu kecil menderita suatu penyakit sehingga tidak bisa ikut berolah-raga atau piknik, hal mana menyebabkan rasa rendah diri. Untuk mempertahankan diri, mereka harus mencari kompensasi yang wajar atau kurang wajar, dan dengan itu akan memperoleh popularitas dan persetujuan. Akibatnya tumbuhlah dalam dirinya sikap-sikap, yang merupakan akibat dari keadaan itu, selalu mencari persetujuan orang lain. Mereka takut dikritik, takut ditertawakan. Jiwa mereka terus menerus tertekan dan mereka selalu merasa (tidak disadarinya) dirinya sebagai budak. Mereka haus akan persetujuan dan tidak bisa bergaul dengan santai dan enak.
Perbedaan-perbedaan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar dan ajar. Faktor dasar adalah segala sifat yang dibawa sejak ia dilahirkan, dan faktor ajar adalah pengaruh dari luar, seperti pengalaman pendidikan yang diterima dari orang tuanya, saudaranya, dan orang lain. Kedua faktor itu akan mempengaruhi dan menghasilkan sifat-sifat pribadi seseorang, misalnya : mudah bergaul, suka bergaul dengan tingkatan yang lebih tinggi, lebih rendah, setingkat, atau yang memberikan keuntungan material. Contoh-contoh pribadi tersebut adalah merupakan perpaduan dari faktor dasar dan ajar. Kecakapan dalam hubungan sosial merupakan hasil usaha seseorang yang tidak datang dengan sendirinya. Banyak sekali buku-buku bacaan yang berisi nasehat untuk mempunyai kecakapan bergaul yang baik. Bacaan-bacaan tersebut memang memberi petujuk praktis yang berguna bagi orang yang suka bergaul, tetapi seolah-olah setiap orang dapat belajar seperti anak belajar berjalan. Bacaan-bacaan tersebut dapat memperkuat rasa bersalah/ minder dari orang yang tidak cocok untuk bergaul, misalnya orang neurotik.
Norma dalam berkehidupan sosial

Kebutuhan akan orang lain dan interaksi sosial membentuk kehidupan berkelompok pada manusia. Berbagai kelompok sosial tumbuh seiring dengan kebutuhan manusia untuk saling berinteraksi. Dalam berbagai kelompok sosial ini, manusia membutuhkan norma-norma pengaturannya. Terdapat norrma-norma sosial sebagai patokan untukbertingkah laku bagi manusia di kelompoknya. Norma-norma tersebut ialah:

a. Norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Tuhan yang diperuntukkan bagi umat-Nya. Norma agama berisi perintah agar dipatuhi dan larangan agar dijauhi umat beragama. Norma agama ada dalam ajaran-ajaran agama.
b. Norma kesusilaan atau moral, yaitu norma yang bersumber dari hati nurani manusia untuk mengajak kepada kebaikan dan menjauhi keburukan. Norma moral bertujuan agar manusia berbuat baik secara moral. Orang berkelakuan baik adalah orang yang bermoral, sedangkan orang yang berkelakuan buruk adalah orang tidak bermoral atau amoral.
c. Norma kesopanan atau adat adalah norma yang bersumber dari masyarakat dan berlaku terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Norma ini di maksudkan untuk menciptakan keharmonisan hubungan antarsesama.
d. Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara remi (negara) yang pemberlakuannya dapat dipaksakan. Norma hukum yang brsifat tertulis.

Norma berdasarkan pengakuan dari masyarakat

Selain itu, norma dapat dibedakan pula menjadi empat macam berdasarkan kekuatan berlakunya dimasyarakat. Ada norma yang daya ikatnya sangat kuat, sedang, dan ada pula norma yang daya ikatnya sangat lemah. Keempat jenis tersebut adalah cara (usage), kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan adat istiadat (costum).

a. Cara (usage)
Cara adalah bentuk kegiatan manusia yang daya ikatnya sangat lemah. Norma ini lebih menonjol dalam hubungn antarindividu atau perorangan. Pelanggaran terhadap norma ini tidak mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi sekedar celaan. Contohnya cara makan, ada yang makan sambil berdiri dan ada yang makan sambil duduk. Cara makan sambil duduk dianggap lebih panas dibandingkan cara makan sambil bediri.

b. Kebiasaan (falkways)
Kebiasaan adalah kegiatan atau perbuatan yang di ulang-ulang dalam bentuk yang sama oleh orang banyak kerana disukai. Norma ini lebih kuat daya ikatnya dari pada norma cara. Contohnya, kebiasaan salam bila bertemu.

c. Tata kelakuan (mores)
Tata kelakuan adalah kebiasaan yang di anggap sebagai norma pengatur. Sifat norma ini disatu sisi sebagai pemaksa suatu perbuatan dan disisi lain sebagai suatu larangan. Dengan demikian, tata kelakuan dapat menjadi acuan agar masyarakat menyusuaikan diri dengan kelakuan yang ada serta meninggalkan perbuatan yang tidak sesui dengan tata kelakuan.

d. Adat istiadat (custom)
Adat istiadat adalah kelakuan yang telah menyatu kuat dalam pola-pola perilaku sebuah masyarakat.

Dilema Kepentingan Individu Dan Kepentingan Masyarakat

Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu kepentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Dilema anatara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana yang harus diutamakan, kepentingan manusia selaku individu atau kepentingan masyarakat tempat saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.

Kesimpulan

Manusia memiliki berbagai macam jalan untuk mencapai tujuannya. Kebabasan dalam memilih jalan hidupnya sudah ditentukan sejak orang tua melepas untuk pergi ke luar rumah. Sejak itu manusia akan berhadapan dengan berbagai ajaran yang dibawakan berbagai macam orang. Untuk itu penting bagi orang tua berbagi pengalamannya kepada anaknya agar anak lebih bisa menentukan resiko dan hasil yang akan diambilnya.


Referensi :

Ratna Murti, Tri.  “Pentingnya hubungan sosial bagi manusia”. < http://tiang-awan.tripod.com/art2-hubsos.htm>

Zenuri. “Manusia sebagai makhluk individu dan sosial”.
<http://zaenuri04.wordpress.com/2012/03/27/manusia-sebagai-mahluk-individu-dan-sosial/>